Pameran yang dibuka Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu itu berlangsung selama tiga hari dan akan dilengkapi dengan serangkaian acara lain seperti bedah buku Dawai-Dawai Dewa Budjana dan workshop fotografi. Pameran akan ditutup Minggu malam, dengan konser GIGI.
Budjana menjelaskan, proses kreatif pameran ini sudah dimulai sejak 2002. Kala itu ia meminta bantuan seorang sahabatnya, pelukis Putu Sutawijaya, untuk menggambar diatas badan gitarnya. Takjub dengan karyanya tersebut, ia makin keranjingan. Sejumlah perupa ia ajak melukis koleksi gitar kesayangannya.
"Saya membebaskan mereka mengeksplorasi gitar saya, bahkan seandainya mereka mau memotong-motongnya," ujarnya. Untuk semua itu, Budjana mengaku tidak mengeluarkan uang satu sen pun. "Tidak ada yang dibayar. Ini murni kerjasama antara perupa dan musisi," katanya.
Para seniman yang dilibatkan dalam pameran ini adalah perupa yang punya reputasi. Mereka mewakili generasi dan genre yang berbeda-beda. Nama-nama seperti Nyoman Gunarsa, Made Wianta, Srihadi Soedarsono, Djoko Pekik, Jeihan, Agus Suwage, Nasirun, Heri Dono, Yunizar, Masriadi, Erika merupakan beberapa nama diantaranya.
Menurut rencana, semua koleksi gitar itu akan dipamerkan secara permanen mulai akhir 2014. Untuk keperluan itu, saat ini ia tengah menyiapkan pembangunan museum gitar di Payongan, Ubud, Bali. "Museum itu juga akan memamerkan gitar-gitar musisi saat ini.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus